0

Jika Anda adalah orang yang baru saja berpindah ke GNU/Linux dari Windows, ada hal-hal penting yang harus Anda ketahui tentang GNU/Linux karena lingkungan di Windows sangat berbeda dengan GNU/Linux. Karena itu, kita perlu mempelajari perbedaan yang ada agar kita bisa menggunakan GNU/Linux secara efektif.

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh setiap pemula di GNU/Linux: 

Drive di GNU/Linux tidak memakai huruf (C: atau D:, dsb), tetapi memakai mount point

Biasanya, hal pertama yang dilakukan oleh pengguna pemula adalah mengecek file-file mereka pada harddisk, apakah baik-baik saja setelah penginstalan linux atau tidak. Apakah masih pada tempatnya, atau tidak. Namun, kebanyakan dari mereka akan menjadi bingung, “…di mana file penting saya?” atau “di mana project saya tersimpan?” dan pertanyaan sejenis akan muncul karena tidak menemukan apa yang mereka cari. Di sinilah letak perbedaannya, di GNU/Linux tidak ada yang namanya huruf drive seperti (C:\ atau (D:\ seperti yang ada di Windows. GNU/Linux menggunakan sistem mount point. Jika di Windows ada “C:\” maka di Linux ada “/” (root) yang merupakan top level dari seluruh file system.


GNU/Linux akan me-mount sebuah drive ke dalam direktori file system (“/”). Perangkat yang dapat di-mount selain harddrive adalah CD-ROM, USB Flashdrive, sebuah direktori dan juga sebuah file (misalnya file .ISO). Semua mount point bisa diakses dari dalam root (“/”). Jika Anda mencolokkan sebuah USB flashdisk, maka usb tersebut akan di-mount di /media/namadrive. Dan jika di Windows ada D:\ untuk menyimpan data – data user, maka di Linux ada /home (dibaca: “slash home”).

Tidak ada registry di Linux

Registry Windows adalah sebuah file database terpusat yang berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk pengaturan sistem Windows dan program-program yang terinstal. Registry menyimpan informasi tentang konfigurasi pengguna, program yang terinstall dan driver hardware. Registry mengontrol seluruh fungsi Windows, dan registry yang corrupt dapat menyebabkan sistem melambat, munculnya pesan error, dan yang paling parah adalah merusak seluruh sistem.



GNU/Linux tidak punya registry. GNU/Linux tidak menyimpan semua konfigurasi sistem ke dalam sebuah file database tunggal seperti yang dilakukan oleh Windows. Oleh karena itu GNU/Linux tidak akan mengalami kegagalan sistem seperti yang terjadi pada Windows kalau registry nya rusak.

GNU/Linux menyimpan konfigurasi sistem yang disimpan sendiri sendiri (bukan file tunggal/pusat) dan biasanya adalah sebuah file teks (biasanya memiliki ekstensi .conf) dan mudah untuk di edit karena hanya butuh teks editor. Jika ingin menelusuri konfigurasi sistem pada GNU/Linux Anda bisa mengeceknya di /etc, sedangkan jika Anda ingin mengecek konfigurasi yang berasal dari user biasanya tersimpan pada /home.

Software berasal dari repositori

Di GNU/Linux, terutama distro-distro populer seperti Debian dan turunannya memiliki konsep “software repositori”. Itu adalah sistem di mana program – program dikumpulkan secara terpusat untuk dipelihara oleh pengembang program. Dengan begitu, Anda tidak perlu mendownload aplikasi aneh aneh di situs yang tidak jelas seperti yang sering dilakukan oleh pengguna Windows. Bisa jadi program tersebut telah disusupi program jahat yang mengancam keselamatan sistem.



Gambar di atas adalah salah satu contohnya. Ubuntu mempunyai Ubuntu Software Center, yaitu program untuk menginstall, menghapus, dan mendapatkan tentang informasi yang Anda butuhkan.

Cara pakainya cukup mudah, cukup jalankan Ubuntu Software Center, lalu cari program apa yang ingin Anda install. Begitu juga kalau ingin menghapus program.

Jangan login sebagai root

Ini sudah sangat umum terjadi, pengguna Windows akan login sebagai Administrator setiap kali menjalankan Windows mereka. Dan dengan alasan ini juga, Windows menjadi sangat mudah terinsfeksi virus dan malware. Dengan login sebagai administrator, berarti Anda menggunakan kekuasaan sepenuhnya, begitupun dengan program di dalamnya, ia akan melakukan apapun yang dia inginkan.



Di Linux, Administrator dikenal sebagai “root“, dan Anda hanya akan menggunakan “kekuasaan” root hanya kalau diperlukan saja, misalnya ketika akan mengedit konfigurasi sistem, menginstall/menghapus program. Dan memang harusnya seperti itu, kita tidak perlu login sebagai root setiap kali menjalankan GNU/Linux.

Mintalah pertolongan jika mendapat masalah

Anda baru menggunakan GNU/Linux? Mendapatkan masalah? Jangan ragu ragu untu meminta pertolongan kepada komunitas pengguna Linux, setiap pertanyaan Anda pasti akan menemukan jawabannya, InsyaAllah

Note : Program Windows tidak bisa dijalankan di Linux , jadi anda harus menginstal 3rd Party untuk menjalankan program Windows di Linux. Sejauh ini yang saya tau hanya Wine. Silahkan Googling dan bergabung dengan diskusi Grup dan Forum jika anda ingin mempelajari Linux lebih dalam (saya juga baru belajar hehe)



Post a Comment

 
Top